Senin, 21 Oktober 2013

Resensi Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck


A.  Identitas Buku
Judul                    : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Penulis                 : Hamka
Penerbit               : Bulan Bintang 
Tahun Terbit        :1961
Jumlah halaman   :224
B.  Sinopsis
Zainuddin adalah orang asli Mengkasar yang baru belakangan dia ketahui bahwa ayahnya adalah orang asli Minangkabau yang menginjakkan kakinya di Mengkasar sebab diasingkan dari tanah kelahirannya karena dengan sengaja membunuh kerabatnya, dan pada akhirnya memutuskan untuk memperistri orang Mengkasar asli. Karena alasan itulah Zainuddin memutuskan untuk merantau ke tanah kelahiran ayahnya, Minangkabau. Tidak ada alasan lagi baginya untuk tinggal lama di Mengkasar sebab dia tidak memiliki siapa-siapa lagi kecuali Mak Base, seorang kerabat jauh yang mengasuhnya setelah ayah dan ibunya telah tiada.
Berbekal darah Minangkabau yang diwariskan oleh ayahnya, berangkatlah Zainuddin ke negeri nenek moyangnya. Tapi, Zainuddin tak diterima sepenuhnya karena darah Mengkasar dari ibunya. Memang adat di minangkabau sangat kental, pantang bagi mereka menerima dengan tangan terbuka, seseorang yang tak sesuku dan memiliki adat istiadat yang berbeda. Hampir saja Zainuddin kembali ke Mengkasar tapi niat itu diurungkan ketika dia bertemu dengan Hayati, seorang gadis yang cantik, berbudi luhur, sopan dan santun serta sangat memegang teguh aturan-aturan tanah kelahirannya.
Diam-diam mereka menjalani hubungan dengan berkirim surat, sampai pada akhirnya keluarga Hayati mengetahui hal tersebut dan terang-terangan tidak merestui hubungan mereka dan dengan berat hati Zainuddin meninggalkan Minangkabau dan pindah ke Padang Panjang.
Setelah pindah ke Padang Panjang, mereka tetap berkirim surat. Tidak akan mungkin Zainuddin meninggalkan Hayati begitu saja setelah janji yang telah mereka ikrarkan untuk tetap menjaga cinta mereka. Di Padang Panjang, Hayati memiliki seorang sahabat bernama Khadijah. Dengan Khadijah, hayati menceritakan semua kisahnya, semua tentang Zainuddin. Pada  suatu hari Hayati memutuskan untuk mengunjngi sahabatnya Khadijah sekaligus untuk menyaksikan pertunjukan pacu kuda dan pasar malam. Di sana Hayati diterima baik yang membuatnya betah terutama dengan kehadiran Azis kakak Khadijah yang sangat pandai menarik perhatian Hayati. Dipacuan kuda, Hayati, Khadijah, Azis dan teman-temannya bertemu dengan Zainuddin. Melihat penampilan Zainuddin yang amat lusuh, Khadijah pun tidak merestui hubungan mereka. Zainuddin pun sangat kecewa melihat penampilan Hayati yang sangat berbeda, tak lagi bertudung.
Sepulangnya Hayati dari Padang Panjang, keluarga Azis datang melamarnya. Bersamaan dengan itu, tiba pula lah surat Zainuddin dengan maksud yang sama. Karena pertimbangan adat, kelurga Hayati menerima pinangan Azis dan Hayati pun mengiyakan keinginan keluarganya.
Kabar pernikahan Hayati dan Azis membuat Zainuddin jatuh sakit berbulan-bulan lamanya. Betapa sakit hati Zainuddin karena penghianatan Hayati. Barulah setelah beberapa lama Zainuddin bisa bangkit lagi, menempuh pendidikan agama di tanah Jawa dan pada akhirnya menjadi seorang pengarang yang terkenal. Uang bukan lagi kendala baginya. Di sisi lain, kehidupan rumah tangga Hayati dan Azis tak lagi harmonis semenjak mereka merantau ke Surabaya. Perangai Azis sangat buruk, main perempuan dan berjudi.
Di tengah kesulitan keuangan Hayati dan Azis, muncullah Zainuddin sebagai seorang penyelamat. Bahkan, setelah rumah mereka disita dengan senang hati Zainuddin membiarkan mereka menumpang untuk waktu yang lama. Kebaikan Zainuddin telah membuat Azis tak enak hati dan merasa bersalah karena telah merebut Hayati dari tangannya. Sehingga Azis memutuskan untuk menceraikan Hayati dan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Tinggallah mereka berdua. Hayati pun mengakui bahwa dia masih mencintai Zainuddin tapi tidak semudah itu bagi Zainuddin, masih ada hukum adat yang menjadi penghalang paling besar bagi mereka. Zainuddin menyuruh Hayati untuk pulang ke Minangkabau. Dengan kekecewaan yang teramat dalam, Hayati benar meninggalkan tanah Jawa untuk kembali ke Minangkabau. Dititipkannyalah sepucuk surat untuk Zainuddin yang tidak mengantarkannya sampai ke pelabuhan. Saat membaca surat itu hati Zainuddin terasa sangat perih, menyesal membiarkan Hayati pergi lagi dari kehidupannya. Tapi, terlambat karena kapal Van Der Wijck yang ditumpangi Hayati mengalami kecelakaan.
Zainuddin mendapati Hayati yang sudah sangat lemas lantaran kecelakaan itu tapi hati Hayati sangat bahagia, sebab sebelum kematiannya dia tahu bahwa Zainuddin juga masih mencintainya. Hayati dimakamkan di tanah Jawa. Sepeninggal Hayati, Zainuddin pun sakit-sakitan dan meninggal. Zainuddin dikebumikan berdampinan dengan makam Hayati.
C.  Timbangan Buku
a.       Kelebihan: Dalam novel ini sangat kaya akan nilai-nilai kebudayaan sehingga menambah pengetahuan pembaca tentang kebudayaan-kebudayaan di Indonesia. Terutama kebudayaan Mengkasar dan Minangkabau
b.      Kekurangan: karena novel ini adalah novel lama, banyak kata atau pun kalimat yang tidak dimengerti terutama jika menggunakan bahasa-bahasa daerah yang tidak disertai dengan foot note (catatan kaki).


1 komentar: