A. Identitas Buku
Judul :
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Penulis :
Hamka
Penerbit :
Bulan Bintang
Tahun Terbit :1961
Jumlah halaman :224
B. Sinopsis
Zainuddin
adalah orang asli Mengkasar yang baru belakangan dia ketahui bahwa ayahnya
adalah orang asli Minangkabau yang menginjakkan kakinya di Mengkasar sebab
diasingkan dari tanah kelahirannya karena dengan sengaja membunuh kerabatnya,
dan pada akhirnya memutuskan untuk memperistri orang Mengkasar asli. Karena
alasan itulah Zainuddin memutuskan untuk merantau ke tanah kelahiran ayahnya,
Minangkabau. Tidak ada alasan lagi baginya untuk tinggal lama di Mengkasar
sebab dia tidak memiliki siapa-siapa lagi kecuali Mak Base, seorang kerabat
jauh yang mengasuhnya setelah ayah dan ibunya telah tiada.
Berbekal
darah Minangkabau yang diwariskan oleh ayahnya, berangkatlah Zainuddin ke
negeri nenek moyangnya. Tapi, Zainuddin tak diterima sepenuhnya karena darah
Mengkasar dari ibunya. Memang adat di minangkabau sangat kental, pantang bagi
mereka menerima dengan tangan terbuka, seseorang yang tak sesuku dan memiliki
adat istiadat yang berbeda. Hampir saja Zainuddin kembali ke Mengkasar tapi
niat itu diurungkan ketika dia bertemu dengan Hayati, seorang gadis yang
cantik, berbudi luhur, sopan dan santun serta sangat memegang teguh
aturan-aturan tanah kelahirannya.
Diam-diam
mereka menjalani hubungan dengan berkirim surat, sampai pada akhirnya keluarga
Hayati mengetahui hal tersebut dan terang-terangan tidak merestui hubungan
mereka dan dengan berat hati Zainuddin meninggalkan Minangkabau dan pindah ke
Padang Panjang.
Setelah
pindah ke Padang Panjang, mereka tetap berkirim surat. Tidak akan mungkin
Zainuddin meninggalkan Hayati begitu saja setelah janji yang telah mereka
ikrarkan untuk tetap menjaga cinta mereka. Di Padang Panjang, Hayati memiliki
seorang sahabat bernama Khadijah. Dengan Khadijah, hayati menceritakan semua
kisahnya, semua tentang Zainuddin. Pada
suatu hari Hayati memutuskan untuk mengunjngi sahabatnya Khadijah
sekaligus untuk menyaksikan pertunjukan pacu kuda dan pasar malam. Di sana
Hayati diterima baik yang membuatnya betah terutama dengan kehadiran Azis kakak
Khadijah yang sangat pandai menarik perhatian Hayati. Dipacuan kuda, Hayati,
Khadijah, Azis dan teman-temannya bertemu dengan Zainuddin. Melihat penampilan
Zainuddin yang amat lusuh, Khadijah pun tidak merestui hubungan mereka.
Zainuddin pun sangat kecewa melihat penampilan Hayati yang sangat berbeda, tak
lagi bertudung.
Sepulangnya
Hayati dari Padang Panjang, keluarga Azis datang melamarnya. Bersamaan dengan
itu, tiba pula lah surat Zainuddin dengan maksud yang sama. Karena pertimbangan
adat, kelurga Hayati menerima pinangan Azis dan Hayati pun mengiyakan keinginan
keluarganya.
Kabar
pernikahan Hayati dan Azis membuat Zainuddin jatuh sakit berbulan-bulan
lamanya. Betapa sakit hati Zainuddin karena penghianatan Hayati. Barulah
setelah beberapa lama Zainuddin bisa bangkit lagi, menempuh pendidikan agama di
tanah Jawa dan pada akhirnya menjadi seorang pengarang yang terkenal. Uang
bukan lagi kendala baginya. Di sisi lain, kehidupan rumah tangga Hayati dan
Azis tak lagi harmonis semenjak mereka merantau ke Surabaya. Perangai Azis
sangat buruk, main perempuan dan berjudi.
Di
tengah kesulitan keuangan Hayati dan Azis, muncullah Zainuddin sebagai seorang
penyelamat. Bahkan, setelah rumah mereka disita dengan senang hati Zainuddin
membiarkan mereka menumpang untuk waktu yang lama. Kebaikan Zainuddin telah
membuat Azis tak enak hati dan merasa bersalah karena telah merebut Hayati dari
tangannya. Sehingga Azis memutuskan untuk menceraikan Hayati dan mengakhiri
hidupnya dengan bunuh diri.
Tinggallah
mereka berdua. Hayati pun mengakui bahwa dia masih mencintai Zainuddin tapi
tidak semudah itu bagi Zainuddin, masih ada hukum adat yang menjadi penghalang
paling besar bagi mereka. Zainuddin menyuruh Hayati untuk pulang ke Minangkabau.
Dengan kekecewaan yang teramat dalam, Hayati benar meninggalkan tanah Jawa
untuk kembali ke Minangkabau. Dititipkannyalah sepucuk surat untuk Zainuddin
yang tidak mengantarkannya sampai ke pelabuhan. Saat membaca surat itu hati
Zainuddin terasa sangat perih, menyesal membiarkan Hayati pergi lagi dari
kehidupannya. Tapi, terlambat karena kapal Van Der Wijck yang ditumpangi Hayati
mengalami kecelakaan.
Zainuddin
mendapati Hayati yang sudah sangat lemas lantaran kecelakaan itu tapi hati
Hayati sangat bahagia, sebab sebelum kematiannya dia tahu bahwa Zainuddin juga
masih mencintainya. Hayati dimakamkan di tanah Jawa. Sepeninggal Hayati,
Zainuddin pun sakit-sakitan dan meninggal. Zainuddin dikebumikan berdampinan
dengan makam Hayati.
C. Timbangan Buku
a. Kelebihan:
Dalam novel ini sangat kaya akan nilai-nilai kebudayaan sehingga menambah
pengetahuan pembaca tentang kebudayaan-kebudayaan di Indonesia. Terutama
kebudayaan Mengkasar dan Minangkabau
b. Kekurangan:
karena novel ini adalah novel lama, banyak kata atau pun kalimat yang tidak
dimengerti terutama jika menggunakan bahasa-bahasa daerah yang tidak disertai
dengan foot note (catatan kaki).
yah,akan hadir filmnya :)
BalasHapus