Kamis, 13 Maret 2014

Hal Ikhwal Mengenai Cerpen



BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Dalam pembelajaran prosa fiksi dibagi ke dalam tiga pembagian yaitu cerpen, novel, dan drama. Di mana ketiganya memiliki ciri dan bentuknya sendiri. Namun, di dalam makalah kami ini akan dikaji lebih dalam hal khwal mengenai cerpen.
Cerita pendek bermula pada tradisi penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama, dengan irama yang berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan.
Fabel, yang umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan moral di dalamnya, konon dianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotus sebagai hasil temuan seorang budak Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang dianggap berasal dari Aesop). Fabel-fabel kuno ini kini dikenal sebagai Fabel Aesop. Akan tetapi ada pula yang memberikan definisi lain terkait istilah Fabel. Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia seringkali, diartikan sebagai cerita tentang binatang sebagai pemeran(tokoh) utama. Cerita fabel yang populer misalnya Kisah Si Kancil, dan sebagainya.
Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, dan legenda. Sage merupakan cerita kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog. Mite atau mitos lebih mengarah pada cerita yang terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda mengandung pengertian sebagai sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat. Contoh Banyuwangi.
Bentuk kuno lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot, populer pada masa Kekaisaran Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yang singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan belakangan dikumpulkan dalam Gesta Romanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap populer di Eropa hingga abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de Coverley diterbitkan.
Pada pertengahan abad ke-17 di Perancis terjadi perkembangan novel pendek yang diperhalus, "nouvelle", oleh pengarang-pengarang seperti Madame de Lafayette. Pada 1690-an, dongeng-dongeng tradisional mulai diterbitkan (salah satu dari kumpulan yang paling terkenal adalah karya Charles Perrault). Munculnya terjemahan modern pertama Seribu Satu Malam karya Antoine Galland (dari 1704; terjemahan lainnya muncul pada 1710–12) menimbulkan pengaruh yang hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya Voltaire, Diderot dan lain-lainnya pada abad ke-18.

1.2        Rumusan Masalah
2.   Apa pengertian cerpen?
3.   Bagaimana unsur dan ciri khas cerpen?
4.   Bagaimana tips-tips menulis cerpen?







BAB II
PEMBAHASAN
             2.1 Pengertian Cerpen
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis. Cerpen condong kurang kompleks dibanding dengan novel. Cerita pendek umumnya memusatkan perhatian pada satu perihal, memiliki satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, termasuk periode waktu yang singkat.
2.2     Unsur dan Ciri Khas Cerpen
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya.
Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis. Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya. Cerpen mempunyai 2 unsur yaitu:
Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik cerpen mencakup:
·      Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.
·      Latar(setting) adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
·      Alur (plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.
Alur dibagi menjadi 3 yaitu:
1.         Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
2.         Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
3.         Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.
Alur meliputi beberapa tahap:
1.     Pengantar: bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal cerita.
2.         Penampilan masalah: bagian yang menceritakan masalah yang dihadapi pelaku cerita.
3.    Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah memuncak.
4.  Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
5.         Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
·      Perwatakan
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:
1.         Dialog tokoh
2.         Penjelasan tokoh
3.         Penggambaran fisik tokoh
·      Tokoh
Tokoh adalah orang orang yang diceritakan dalam cerita dan banyak mengambil peran dalam cerita. tokoh dibag menjadi 3, yaitu:
1.         Tokoh Prontagonis : tokoh utama pada cerita
2.         Tokoh Antagonis : tokoh penentang atau lawan dari tokoh utama
3.         Tokoh Tritagonis : penengah dari tokoh utama dan tokoh lawan
·         Nilai (amanat) adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita.
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:
·         Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
·         Latar belakang kehidupan pengarang
·         Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan
2.3 Tips-Tips Menulis Cerpen

Paragraf pertama memancing pertanyaan pembaca. Paragraf pertama sebuah cerpen menarik karena memicu rasa ingin tahu pembaca. Pertanyaan menyuap orang agar meneruskan bacaan.

- Membuka dengan masalah yang harus diselesaikan oleh karakter

Pembaca ingin tahu bagaimana karakter menyelesaikan masalah? Perubahan apa yang terjadi pada diri karakter setelah melewati masalah? (resolusi).

- Membuka dengan aksi (insiden)
- Membuka dengan garis besar cerita tapi menahan informasi penting mengenai motif
- Membuka dengan pertanda bahaya (ketegangan)
- Membuka dengan menampilkan lokasi cerita
Ada alasan mengapa kelima pembukaan cerpen diatas lansung memperkenalkan karakternya. Penulisnya tahu sifat dasar manusia. Setelah semua, manusia paling tertarik dengan sesamanya. Itu sebabnya kehadiran karakter, atau nama orang, lansung menarik perhatian pembaca.

Contoh cerpen Selamat Ulang Tahun dalam kumpulan cerpen Rectoverso karya Dewi Lestari


Hai, 
Aku sedang menebak-nebak, kira-kira prosesi apa yang tegah kamu siapkan. Kamu selalu tergila-gila berprosesi. Segala sesuatu harus dihantarkan secara sempurna dan terencana. Perayaan dan peringatan menyesaki kalender kita sepanjang tahun, dan tidak pernah kamu bosan, bahkan kamu semakin ahli. Malam ini kamu menantangku berhitung dengan stop-watch. Teleponku akan bordering setengah jam lagi. Sungguh, kamu sudah sehebat itu. Janjimu adalah matahariku yang terbit dan terbenam tanpa pernah keliru. 

Sambil menunggu, izinkan aku berkelekar mengenai kau dan sayap. Sejak kepindahanku ke negara lain, kamu terobsesi dengan segala makhluk bersayap. Kamu percaya bahwa manusia bersayap adalah hibrida termulia, di atas manusia bersirip dan berinsang. Aku ingin percaya kamu cukup cerdas untuk tidak mencoba terbang kemari. Kalaupun itu bisa terjadi, aku khawatir kamu mati lemas di jalan lalu jatuh ke laut. Dimakan hiu. Dan jadilah kalian hibrida yang luar biasa. Manusia bersayap di dalam perut makhluk bersirip berinsang.

Dengan caramu mengagungkan momentum, kamu membuatku ikut percaya betapa sakralnya peluk cuim 14 februari atau tiupan terompet tahun baru yang harus jatuh tepat pada hitungan 00.00. Kamu membuatku percaya ada poin tambahan jika memperlakukan hidup seperti arena balap lari. Namun imanku pada arena itu luruh dalam satu malam karena kegagalanmu mencapai garis finish. Lihatlah detik itu, jarum jam itu, momentum yang tak lagi berarti di detik pertama kamu gagal mengucapkan apa yang harusnya kamu ucapkan… lima menit yang lalu…

Aku tidak tahu kemalangan jenis apa yang menimpa kamu, tapi aku ingin percaya ada insiden yang cukup dahsyat di dunia serba seluler ini hingga kamu tidak bisa menghubungiku. Mungkinkah matahari lupa ingatan lalu keasyikan terbenam atau terlambat terbit? Bahkan kiamat pun hanya bicara soal arah yang terbaik, bukan soal perubahan jadwal. Atau mungkinkah ini akan jadi salah satu tanda kiamat kecil yang orang ramai gunjingkan, tentang lelaki berbaju perempuan, perempuan berbaju lelaki, lelaki bercinta dengan lelaki, dan perempuan bercinta dengan perempuan, dan kalu menengok sejarah manusia ribuan tahun terakhir ini, tidakkah tanah semacam itu sudah apkir, klise, dan kiamat harus menyiapkan tanda-tanda baru bila masih ingin jadi hari yang paling diantisipasi, dengan misalnya, mengadopsi absurditas yang terjadi malam ini? Malam di mana kamu terlambat mengucapkan apa yang harusnya kamu ucapkan… satu jam yang lalu… 

Satu waktu nanti, saat kamu berhenti percaya manusia bisa punya sayap selain lempeng besi yang didorong mesin jet, saat kamu berhenti percaya hidup lebih bermakna bila ada wasit menyalakkan aba-aba “1,2,3”, kamu boleh terus percaya bahwa kemarin… besok… lusa… dan hari-hari sesudah itu… aku masih di sini. Menunggu kamu mengucapkan apa yang harus kamu ucapkan… berjam-jam yang lalu.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Cerpen condong kurang kompleks dibanding dengan novel. Cerita pendek umumnya memusatkan perhatian pada satu perihal, memiliki satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, termasuk periode waktu yang singkat.
Dalam cerpen terdapat dua unsur pembangun yaitu unsur intrinsik (tema, latar, alur, perwatakan, tokoh, dn amanat) dan unsur ekstrinsik yaitu:
·            Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
·            Latar belakang kehidupan pengarang
·            Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan



DAFTAR PUSTAKA
Ali, Markus. 2013. “Unsur dan Ciri-ciri Cerpen”. http://unsur-dan-ciri-ciri-cerpen.blogspot.com. Diunduh 6 Maret 2014, pukul 21.21 WITA
Dachlan, Anto. 2014. “Tips Menulis”. http://5caramenulisparagrafpertama-indonesia.blogspot.com. Diunduh 6 Maret 2014, pukul 20.18 WITA
Lestari, Dewi. 2008. Rectoverso. Jakarta: Goodaith.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. “Cerita Pendek”. http://ceritapendek.html.com diunduh 6 Maret 2014, pukul 21.14 WITA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar