BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam
pembelajaran prosa fiksi dibagi ke dalam tiga pembagian yaitu cerpen, novel,
dan drama. Di mana ketiganya memiliki ciri dan bentuknya sendiri. Namun, di
dalam makalah kami ini akan dikaji lebih dalam hal khwal mengenai cerpen.
Cerita
pendek bermula pada tradisi penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisah
terkenal seperti Iliad
dan Odyssey
karya Homer.
Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama, dengan irama
yang berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya.
Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif
individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan
kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah
disampaikan.
Fabel,
yang umumnya berupa cerita rakyat
dengan pesan-pesan moral di dalamnya, konon dianggap
oleh sejarahwan Yunani Herodotus sebagai hasil temuan
seorang budak Yunani yang bernama Aesop
pada abad ke-6 SM (meskipun ada
kisah-kisah lain yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang dianggap berasal
dari Aesop). Fabel-fabel kuno ini kini dikenal sebagai Fabel Aesop.
Akan tetapi ada pula yang memberikan definisi lain terkait istilah Fabel.
Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia seringkali,
diartikan sebagai cerita tentang binatang sebagai pemeran(tokoh) utama. Cerita
fabel yang populer misalnya Kisah Si Kancil, dan sebagainya.
Selanjutnya,
jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, dan legenda. Sage merupakan cerita
kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog. Mite atau mitos lebih mengarah pada cerita
yang terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang sesuatu. Contohnya
Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda mengandung pengertian sebagai sebuah cerita
mengenai asal usul terjadinya suatu tempat. Contoh Banyuwangi.
Bentuk
kuno lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot, populer pada masa Kekaisaran
Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan,
sebuah cerita realistis yang singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan.
Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan belakangan dikumpulkan dalam Gesta Romanorum
pada abad
ke-13 atau 14.
Anekdot tetap populer di Eropa hingga abad
ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir
Roger de Coverley diterbitkan.
Pada
pertengahan abad ke-17 di Perancis terjadi
perkembangan novel pendek yang diperhalus, "nouvelle", oleh
pengarang-pengarang seperti Madame de
Lafayette. Pada 1690-an, dongeng-dongeng
tradisional mulai diterbitkan (salah satu dari kumpulan yang paling terkenal
adalah karya Charles Perrault).
Munculnya terjemahan modern pertama Seribu
Satu Malam karya Antoine Galland
(dari 1704; terjemahan lainnya muncul pada 1710–12) menimbulkan pengaruh yang
hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya Voltaire,
Diderot
dan lain-lainnya pada abad ke-18.
1.2
Rumusan
Masalah
2.
Apa pengertian cerpen?
3.
Bagaimana unsur dan ciri khas cerpen?
4.
Bagaimana tips-tips menulis cerpen?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Cerpen
Cerita pendek atau sering disingkat
sebagai cerpen adalah suatu
bentuk prosa
naratif
fiktif.
Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan
karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella
(dalam pengertian modern) dan novel.
Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik
sastra seperti tokoh,
plot,
tema,
bahasa
dan insight
secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa
dalam berbagai jenis. Cerpen condong kurang
kompleks dibanding dengan novel. Cerita pendek umumnya memusatkan perhatian
pada satu perihal, memiliki satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang
terbatas, termasuk periode waktu yang singkat.
2.2
Unsur
dan Ciri Khas Cerpen
Cerita pendek cenderung kurang
kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian
pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh
yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih
panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur
dramatis:
eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya); komplikasi
(peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat,
krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap
suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan
titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian
(bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya.
Karena pendek, cerita-cerita pendek
dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita
pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal
yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam
cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung
klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek
biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak)
pesan moral atau pelajaran praktis. Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah
cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya. Cerpen mempunyai 2 unsur yaitu:
Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya itu
sendiri. Unsur-unsur intrinsik cerpen mencakup:
·
Tema
adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.
·
Latar(setting)
adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus
jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika
cerita berlangsung.
·
Alur
(plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah
cerita.
Alur dibagi menjadi 3 yaitu:
1.
Alur
maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu
kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
2.
Alur
mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan
waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
3.
Alur
campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.
Alur meliputi beberapa tahap:
1. Pengantar:
bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal
cerita.
2.
Penampilan
masalah: bagian yang menceritakan masalah yang dihadapi pelaku cerita.
3. Puncak
ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik
telah memuncak.
4. Ketegangan
menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan
kekhawatiran mulai hilang.
5.
Penyelesaian
/ resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
·
Perwatakan
Menggambarkan watak atau karakter
seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:
1.
Dialog
tokoh
2.
Penjelasan
tokoh
3.
Penggambaran
fisik tokoh
·
Tokoh
Tokoh adalah orang orang yang
diceritakan dalam cerita dan banyak mengambil peran dalam cerita. tokoh dibag
menjadi 3, yaitu:
1.
Tokoh
Prontagonis : tokoh utama pada cerita
2.
Tokoh
Antagonis : tokoh penentang atau lawan dari tokoh utama
3.
Tokoh
Tritagonis : penengah dari tokoh utama dan tokoh lawan
·
Nilai
(amanat) adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui
cerita.
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur
yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi
bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:
·
Nilai-nilai
dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
·
Latar
belakang kehidupan pengarang
·
Situasi
sosial ketika cerita itu diciptakan
2.3
Tips-Tips Menulis Cerpen
Paragraf pertama memancing pertanyaan pembaca. Paragraf pertama sebuah cerpen menarik karena memicu rasa ingin tahu pembaca. Pertanyaan menyuap orang agar meneruskan bacaan.
- Membuka dengan masalah yang harus diselesaikan oleh karakter
Pembaca ingin tahu bagaimana karakter menyelesaikan masalah? Perubahan apa yang terjadi pada diri karakter setelah melewati masalah? (resolusi).
- Membuka dengan aksi (insiden)
- Membuka dengan garis besar cerita tapi menahan informasi
penting mengenai motif
- Membuka dengan pertanda bahaya (ketegangan)
- Membuka dengan menampilkan lokasi cerita
Ada alasan mengapa kelima pembukaan cerpen diatas lansung memperkenalkan
karakternya. Penulisnya tahu sifat dasar manusia. Setelah semua, manusia paling
tertarik dengan sesamanya. Itu sebabnya kehadiran karakter, atau nama orang,
lansung menarik perhatian pembaca.
Contoh
cerpen Selamat Ulang Tahun dalam
kumpulan cerpen Rectoverso karya Dewi Lestari
Hai,
Aku sedang
menebak-nebak, kira-kira prosesi apa yang tegah kamu siapkan. Kamu selalu
tergila-gila berprosesi. Segala sesuatu harus dihantarkan secara sempurna dan
terencana. Perayaan dan peringatan menyesaki kalender kita sepanjang tahun, dan
tidak pernah kamu bosan, bahkan kamu semakin ahli. Malam ini kamu menantangku
berhitung dengan stop-watch.
Teleponku akan bordering setengah jam lagi. Sungguh, kamu sudah sehebat itu.
Janjimu adalah matahariku yang terbit dan terbenam tanpa pernah keliru.
Sambil
menunggu, izinkan aku berkelekar mengenai kau dan sayap. Sejak kepindahanku ke
negara lain, kamu terobsesi dengan segala makhluk bersayap. Kamu percaya bahwa
manusia bersayap adalah hibrida termulia, di atas manusia bersirip dan berinsang.
Aku ingin percaya kamu cukup cerdas untuk tidak mencoba terbang kemari.
Kalaupun itu bisa terjadi, aku khawatir kamu mati lemas di jalan lalu jatuh ke
laut. Dimakan hiu. Dan jadilah kalian hibrida yang luar biasa. Manusia bersayap
di dalam perut makhluk bersirip berinsang.
Dengan caramu
mengagungkan momentum, kamu membuatku ikut percaya betapa sakralnya peluk cuim
14 februari atau tiupan terompet tahun baru yang harus jatuh tepat pada
hitungan 00.00. Kamu membuatku percaya ada poin tambahan jika memperlakukan
hidup seperti arena balap lari. Namun imanku pada arena itu luruh dalam satu
malam karena kegagalanmu mencapai garis finish.
Lihatlah detik itu, jarum jam itu, momentum yang tak lagi berarti di detik
pertama kamu gagal mengucapkan apa yang harusnya kamu ucapkan… lima menit yang
lalu…
Aku
tidak tahu kemalangan jenis apa yang menimpa kamu, tapi aku ingin percaya ada
insiden yang cukup dahsyat di dunia serba seluler ini hingga kamu tidak bisa
menghubungiku. Mungkinkah matahari lupa ingatan lalu keasyikan terbenam atau
terlambat terbit? Bahkan kiamat pun hanya bicara soal arah yang terbaik, bukan
soal perubahan jadwal. Atau mungkinkah ini akan jadi salah satu tanda kiamat
kecil yang orang ramai gunjingkan, tentang lelaki berbaju perempuan, perempuan
berbaju lelaki, lelaki bercinta dengan lelaki, dan perempuan bercinta dengan
perempuan, dan kalu menengok sejarah manusia ribuan tahun terakhir ini,
tidakkah tanah semacam itu sudah apkir, klise, dan kiamat harus menyiapkan
tanda-tanda baru bila masih ingin jadi hari yang paling diantisipasi, dengan
misalnya, mengadopsi absurditas yang terjadi malam ini? Malam di mana kamu
terlambat mengucapkan apa yang harusnya kamu ucapkan… satu jam yang lalu…
Satu waktu nanti, saat kamu
berhenti percaya manusia bisa punya sayap selain lempeng besi yang didorong
mesin jet, saat kamu berhenti percaya hidup lebih bermakna bila ada wasit
menyalakkan aba-aba “1,2,3”, kamu boleh terus percaya bahwa kemarin… besok…
lusa… dan hari-hari sesudah itu… aku masih di sini. Menunggu kamu mengucapkan apa
yang harus kamu ucapkan… berjam-jam yang lalu.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Cerpen
condong kurang kompleks dibanding dengan novel. Cerita pendek umumnya
memusatkan perhatian pada satu perihal, memiliki satu plot, setting yang
tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, termasuk periode waktu yang singkat.
Dalam
cerpen terdapat dua unsur pembangun yaitu unsur intrinsik (tema, latar, alur,
perwatakan, tokoh, dn amanat) dan unsur ekstrinsik yaitu:
·
Nilai-nilai
dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
·
Latar
belakang kehidupan pengarang
·
Situasi
sosial ketika cerita itu diciptakan
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Markus. 2013. “Unsur dan Ciri-ciri Cerpen”. http://unsur-dan-ciri-ciri-cerpen.blogspot.com. Diunduh 6 Maret 2014, pukul 21.21 WITA
Dachlan,
Anto. 2014. “Tips Menulis”. http://5caramenulisparagrafpertama-indonesia.blogspot.com. Diunduh 6 Maret 2014, pukul 20.18 WITA
Lestari, Dewi. 2008. Rectoverso. Jakarta: Goodaith.
Wikipedia Bahasa
Indonesia. 2013. “Cerita Pendek”. http://ceritapendek.html.com diunduh 6 Maret 2014, pukul 21.14 WITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar