A. Identitas Buku
Judul :
Kitab Omong Kosong
Penulis : Seno Gumira Ajidarma
Penerbit :
Bentang Pustaka
Tahun terbit :
2004
Jumlah Halaman : 444
ISBN :
978-602-7888-33-3
B. Sinopsis
Kisah ini berawal dari bencana persembahan kuda oleh Sri
Rama dari negeri Ayodya bersama dengan ribuan balatentara berkuda. Persembahan
kuda sebagai obat akan penyesalan atas
ketidakpercayaannya terhadap Dewi Sinta, terhadap kesucian titisan Dewi Laksmi
tersebut saat Rahwana menculik dan
membawanya ke negeri Alengka. Betapa kagetnya Sri Rama, sebab di tengah
penyerbuan seluruh anak benua, ia bertemu dengan dua orang anak laki-laki
kembar bernama Lawa dan Kusa. Mereka pun bertarung dan di luar dugaan Sri Rama,
anak berusia sepuluh tahun itu sangat sulit untuk ditaklukkan. Barulah kemudian
diketahui bahwa Lawa dan Kusa adalah anak kandungnya. Anak yang tak pernah
diketahui keberadaannya, tak pernah dipertanyakan nasibnya, pun tak pernah diusahakan untuk menemuinya. Di tengah kemalangan, Dewi Sinta
menerima permintaan maaf Sri Rama dan bersedia untuk kembali ke Ayodya. Tapi
posisi Sri Rama sebagai seorang raja selalu saja mendapatkan kritikan yang
menciptakan isu terhadap kehidupan pribadinya. Terlambat, sebab kekalutan atas
sikap tak percaya tak dapat lagi ditawar. Sungguh cinta tak pernah lahir di
atas pondasi kepercayaan yang rapuh.
Maneka adalah seorang pelacur yang merupakan salah satu korban dari persembahan kuda.
Suatu ketika ia memutuskan untuk kabur dari rumah pelacuran yang telah ia
tempati sejak ayahnya menjualnya demi beberapa kepingan logam. Ia merasa tak
sanggup jika harus melayani seisi kota sejak seseorang menyaksikan seekor kuda
putih melompat ke jendela dan kini kuda itu berada di punggung maneka dalam
bentuk rajah kuda. Perjalanannya untuk menemui Walmiki, Sang penulis riwayat
hidupnya, menuntun takdirnya bertemu dengan Satya, lelaki 16 tahun yang usianya
terpaut empat tahun di bawahnya. Perjalanan itu membawanya pada sejuta kejadian
yang tak terduga, menyedihkan, mengharukan, bahagia, aneh, dan sebagainya. Tak
satu pun peristiwa yang tak berkesan, sebab setiap detailnya selalu melahirkan
cinta di antara mereka berdua. Cinta yang tak pernah terucap.
Walmiki yang hidup dalam pengembaraan mulai asing dengan
kehidupannya. Setelah Maneka, satu per satu tokoh yang telah dituliskan riwayat
hidupnya dalam kisah Ramayana,
meminta izin untuk meninggalkan
cerita dan menuliskan riwayat hidupnya
sendiri. Namun, setelah itu pengembaraan Satya dan Maneka berlanjut untuk
mencari Kitab Omong Kosong yang tersebar di lima titik. Kitab ini sangat sulit
ditemukan sebab Hanuman, Sang winara putih yang sakti telah menempatkannya di
tiga dunia yang berbeda, yaitu dunia manusia, dunia siluman, dan dunia para dewa.
Apakah pengembaraan Satya dan Maneka dapat mengembalikan peradaban manusia yang hancur karena persembahan kuda?
Bagaimana mereka mengilhami isi dari Kitab Omong Kosong, dan bagaimanakah akhir
dari kisah cinta mereka?
Kebetulan bisa mengubah rencana seribu tahun
Manusia berjuang mengetahui rencana semesta
Rahasia langit rahasia bumi rahasia hati
Siapa mampu menguaknya sehingga berhingga
C. Timbangan Buku
Kekurangan: cerita
ini sangat kental dengan latar belakang kepercayaan Hindu-Buddha sehingga beberapa
kutipan, bahkan nama-nama yang dihadirkan sangat sulit untuk diingat bahkan
dilafalkan kembali.
Kelebihan: cerita yang ditawarkan
sangat kompleks dan komplit. Di mana pembaca tidak hanya diajak untuk
mengilhami dunia melalui pengembaraan ilmu filsafat, tetapi penulis juga
berusaha menghidupkan fantasi dan memberi kesempatan kepada pembaca untuk
menafsirkan kembali apa yang telah ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar