Jumat, 06 Juni 2014

Resensi Novel Kitab Omong Kosong Karya Seno Gumira Ajidarma



A. Identitas Buku
Judul                     : Kitab Omong Kosong
Penulis                   : Seno Gumira Ajidarma
Penerbit                : Bentang Pustaka
Tahun terbit          : 2004
Jumlah Halaman     : 444
ISBN                     : 978-602-7888-33-3
B. Sinopsis
          Kisah ini berawal dari bencana persembahan kuda oleh Sri Rama dari negeri Ayodya bersama dengan ribuan balatentara berkuda. Persembahan kuda  sebagai obat akan penyesalan atas ketidakpercayaannya terhadap Dewi Sinta, terhadap kesucian titisan Dewi Laksmi tersebut  saat Rahwana menculik dan membawanya ke negeri Alengka. Betapa kagetnya Sri Rama, sebab di tengah penyerbuan seluruh anak benua, ia bertemu dengan dua orang anak laki-laki kembar bernama Lawa dan Kusa. Mereka pun bertarung dan di luar dugaan Sri Rama, anak berusia sepuluh tahun itu sangat sulit untuk ditaklukkan. Barulah kemudian diketahui bahwa Lawa dan Kusa adalah anak kandungnya. Anak yang tak pernah diketahui keberadaannya, tak pernah dipertanyakan nasibnya, pun tak pernah  diusahakan untuk  menemuinya. Di tengah kemalangan, Dewi Sinta menerima permintaan maaf Sri Rama dan bersedia untuk kembali ke Ayodya. Tapi posisi Sri Rama sebagai seorang raja selalu saja mendapatkan kritikan yang menciptakan isu terhadap kehidupan pribadinya. Terlambat, sebab kekalutan atas sikap tak percaya tak dapat lagi ditawar. Sungguh cinta tak pernah lahir di atas pondasi kepercayaan yang rapuh.
          Maneka adalah seorang pelacur yang merupakan  salah satu korban dari persembahan kuda. Suatu ketika ia memutuskan untuk kabur dari rumah pelacuran yang telah ia tempati sejak ayahnya menjualnya demi beberapa kepingan logam. Ia merasa tak sanggup jika harus melayani seisi kota sejak seseorang menyaksikan seekor kuda putih melompat ke jendela dan kini kuda itu berada di punggung maneka dalam bentuk rajah kuda. Perjalanannya untuk menemui Walmiki, Sang penulis riwayat hidupnya, menuntun takdirnya bertemu dengan Satya, lelaki 16 tahun yang usianya terpaut empat tahun di bawahnya. Perjalanan itu membawanya pada sejuta kejadian yang tak terduga, menyedihkan, mengharukan, bahagia, aneh, dan sebagainya. Tak satu pun peristiwa yang tak berkesan, sebab setiap detailnya selalu melahirkan cinta di antara mereka berdua. Cinta yang tak pernah terucap.
          Walmiki yang hidup dalam pengembaraan mulai asing dengan kehidupannya. Setelah Maneka, satu per satu tokoh yang telah dituliskan riwayat hidupnya dalam kisah Ramayana, meminta izin untuk  meninggalkan cerita  dan menuliskan riwayat hidupnya sendiri. Namun, setelah itu pengembaraan Satya dan Maneka berlanjut untuk mencari Kitab Omong Kosong yang tersebar di lima titik. Kitab ini sangat sulit ditemukan sebab Hanuman, Sang winara putih yang sakti telah menempatkannya di tiga dunia yang berbeda, yaitu dunia manusia, dunia siluman, dan dunia para dewa. Apakah pengembaraan Satya dan Maneka dapat mengembalikan peradaban  manusia yang hancur karena persembahan kuda? Bagaimana mereka mengilhami isi dari Kitab Omong Kosong, dan bagaimanakah akhir dari kisah cinta mereka?
Kebetulan bisa mengubah rencana seribu tahun
Manusia berjuang mengetahui rencana semesta
Rahasia langit rahasia bumi rahasia hati
Siapa mampu menguaknya sehingga berhingga

C. Timbangan Buku
Kekurangan: cerita ini sangat kental dengan latar belakang kepercayaan Hindu-Buddha sehingga beberapa kutipan, bahkan nama-nama yang dihadirkan sangat sulit untuk diingat bahkan dilafalkan kembali.
Kelebihan: cerita yang ditawarkan sangat kompleks dan komplit. Di mana pembaca tidak hanya diajak untuk mengilhami dunia melalui pengembaraan ilmu filsafat, tetapi penulis juga berusaha menghidupkan fantasi dan memberi kesempatan kepada pembaca untuk menafsirkan kembali apa yang telah ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar