Tengoklah bulan meski tak bisa kau miliki
di sana ada bau malam yang menjanjikan
aroma pagi rumput basah
Harapan,
Indah,
Menghancurkan !
Kau lupa akan matahari
memaksa untuk menerima
meminta untuk memihak
menguapkan embun dan mematahkan tangkai
melenyapkan hijau menghadirkan gersang
Aku benci siang
benci silaunya tradisi tanah bugis
tanah bugisku yang tandus akan hisapan pamali
di setiap lipatan lipa' sabbe
harapan di ujung badik aduan pappaseng
oleh mereka para leluhur
Kemana lagi akan kualirkan darah bugisku yang magis
di gersangnya siang atau damainya malam ?
Aku perempuan bugis,
menolak tradisi menerima takdir
Aku perempuan bugis,
dengan harga diri yang dipajang di etalase
Tidak ada komentar:
Posting Komentar