Apalah yang bisa diperbuat oleh pecinta jika cinta selalu melebihi kuasanya?
Udara mengendap, daun gugur satu di halaman, air mendidih, telefon berdering, pakaian kotor, pagi buta dan cinta masih saja terjaga di secangkir kopi dingin. Yakinilah salah satu maka yang lain hanya akan sebatas remah-remah kisah, yang suatu hari mendapatkan sentuhan daur ulang. Kemungkinannya, segalanya masih saja tak memungkinkan sebab pertimbangan hanya menjadi selingan di waktu senggang. Maka yakinilah cinta, aminilah aku, atau tidak dengan keduanya.
Cinta adalah bentuk karena itu cinta membutuhkan proses atau setidaknya sistem yang berulang. Ada proses menjadi dan meng’ada’ di sana. Segalanya mungkin sebab perhitungan selalu ada. Tapi mengapa ada kata ‘takut’ jika kita sementara menghadapi proses? Itulah manusia biasa yang selalu lupa bahwa kita tak pernah bertemu besok sebab apa yang dikatakan ‘besok’ tentu akan menjadi ‘hari ini’ jika dijalaninya. Atau mungkin, hari esok selalu ditemui di hari ini? itulah sebabnya kau selalu tau dan tidak lagi memiliki pertimbangan yang cukup? Maksudku, apakah kau bisa membaca masa depan dan ragu untuk menempatkanku di sana?
Terlalu panjang aku mengikutimu untuk memikirkan sekaligus menghayatinya. Dan hari ini aku lebih dulu sampai, tak jelas juga kamu di mana, yang pasti aku sudah menemukan jawaban untukku, mungkin juga untukmu jika kau berkenan. Cinta itu melebihi kuasaku, maka kubiarkan ia pergi mencari sosokmu yang meng’ada’. Tak jelas kapan dan di tempat mana ia akan kembali. Doakanlah agar ia menemukan rumah, tempat untuk bersemayam di bawah atap yang nyaman untuk menghayati hidup!
Makassar, 6 Januari 2015
Vy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar