Minggu, 09 November 2014

Wasiat Barat (Atas Nama Pendosa)



Kusaksikan makhluk-makhluk dunia menari pilu,
sedang aku bahagia
Menjadi saksi atas kembalinya roh-roh gaib,
tenggelam di antara nisan batu gunung dari timur dunia,
mengemban amanah angin,
menyembah aroma humus,
meratapi sisa sadar memeluk tangis,
mengantongi sisa bahagia barat dunia.

Bahagialah . . .

Cukupkan satu mata air
Cukuplah sekali air mata
Saksikan saksimu untuk bersaksi
“Angin tak pernah membutuhkan ikatan untuk merambati rindu-rindu musim penyembah tanah lembab yang berdosa, sebab arah tak pernah keliru
hanya ada barat setelah timur”

Bahagiakan . . .

Teduhkan hati menyambut barat
Kukabarimu lewat akar
kelak, aku adalah humus penebus dosa
Layaknya nabi pada kaumnya,
hamba pada Tuhannya,
daun pada akarnya.
Sederhana,
kau hanya perlu menunggu kabar angin untuk menjadi humus;
abadilah dalam batang
tempat roh-roh bersemedi mengikat diri
Sungguh lupa adalah dosa

Bahagia . . .

Tuhanku, Anginku, Humusku
arahkan tanganku juga tanganmu
tuliskan surat wasiat atas nama malaikat
pembawa cinta; pembawa bahagia
“aku bahagia pernah berbahagia”